PUZZLE
1. Permasalahan
Dalam
proses berpikir untuk memecahkan suatu masalah, seseorang akan berusaha
menggunakan petunjuk-petunjuk (guide) yang ada sebagai pegangan untuk
mempermudah pemecahan masalah yang dihadapi. Seberapa besar pengaruh penggunaan
petunjuk tersebut pada proses berpikir individu dan waktu pemecahan masalah di
bandingkan dengan tidak menggunakan petunjuk,merupakan masalah yang akan dibahas.
2. Hipotesis
Jika ada 3
jenis puzzle (tanpa guide,
puzzle semi-guide, dan puzzle dengan guide),
maka waktu pemecahan masalah puzzle
tanpa guide akan lebih lama dari puzzle dengan semi-guide,
dan waktu pemecahan masalah puzzle dengan semi-guide akan
lebih lama dari puzzle dengan guide.
3. Variabel
Independen
Jenis
Puzzle : (a) tanpa guide, (b) semi guide, (c) dengan guide
4. Variabel
Dependen
waktu
pemecahan masalah yang diukur sejak subjek mulai mengerjakan sampai berhasil
menyusun puzzle menjadi bentuk yang benar
5. Bahan
dan Peralatan
·
Puzzle tanpa guide,
puzzle semi-guide, dan puzzle dengan guide
·
Stop
watch
·
Formulir jawaban dan alat tulis
6. Rancangan
Eksperimen
K1
|
X1
|
Y
|
|
R
|
K2
|
X2
|
Y
|
K3
|
X3
|
Y
|
K : Subjek eksperimen
X1 : Eksperimen 1 puzzle dengan guide
X2 : Eksperimen 2 puzzle semi-guide
X3 : Eksperimen 3 puzzle tanpa guide
Y : Observasi, waktu pemecahan masalah
7. Prosedur
Eksperimen
a) Subjek duduk di tempat yang telah disediakan,
berhadapan dengan eksperimenter.
b) Eksperimenter
melakukan pendekatan kepada subyek sehingga suasana tidak terasa kaku dan
menegangkan.
c) Eksperimenter
membacakan petunjuk untuk mengerjakan tes puzzle dengan instruksi
sebagai berikut, “Di hadapan Anda ada suatu pola tertentu yang sebentar lagi
akan kami rusak. Tugas Anda adalah menyusun kembali pola yang telah rusak
tersebut sehingga kembali ke bentuk semula. Perhatikan baik-baik kemudian
kerjakanlah seteliti mungkin setelah ada tanda untuk memulai.
8. Data
untuk analisis statistik
DATA
INDIVIDUAL 1
Subyek :
Natya
Eksperimenter :
Nindya
Observer :
Evi dan M.Agus
Waktu
(detik)
|
Error
|
||||
A
|
B
|
C
|
A
|
B
|
C
|
1,766
|
510
|
157
|
30
|
2
|
1
|
Hasil Observasi :
Pada saat subyek mengerjakan
puzzle dengan tingkatan tanpa guide subyek terlihat kesulitan dan mengalami
banyak kesalahan dalam pencocokan,subyek terlihat bingung dan merasa sedikit ragu-ragu sehingga
subyek tidak tenang dan sering merubah posisi duduk, kemudian pada tingkatan
puzzle semi guide subyek mulai dapat mengerjakan dengan cepat meskipun masih
ada beberapa kesalahan namun tidak sebanyak pada tahap tanpa guide, pada tahap
akhir subyek mulai mengerjakan pencocokan puzzle dengan cepat dan sedikit lebih
percaya diri .
DATA
INDIVIDUAL 2
Subyek :
Aqsol Amri
Eksperimenter :
Temon
Observer :
Lintar dan Budi
Waktu
(detik)
|
Error
|
||||
A
|
B
|
C
|
A
|
B
|
C
|
449
|
542
|
152
|
15
|
11
|
4
|
Hasil Observasi :
pada tingkatan puzzle
tanpa guide subyek mengalami beberapa kendala dalam pencocokan subyek mulai
terlihat bingung dan mengalami beberapa
kesalahan (error). Pada tahap kedua yaitu puzzle semi guide subyek tanpa ragu
memasangkan bagian-bagian puzzle dan sedikit percaya diri , namun subyek
terlihat sedikt bermain-main sehingga waktu penggabungan puzzle semi guide
lebih lama di bandingkan puzzle tanpa guide yang tingkatanya lebih sulit dan
lebih lama, pada tahap akhir yaitu puzzle dengan guide, subyek terlihat percaya
diri dalam menggabungkan bagian-bagian puzzle dengan tingkat kesalahan yg
sangat sedikit di bandingkan tahap 1 & 2 dan dengan waktu yang cukup
singkat.
DATA
INDIVIDUAL 3
Subyek :
Anggi
Eksperimenter :
Awang
Observer :
Reena
Waktu
(detik)
|
Error
|
||||
A
|
B
|
C
|
A
|
B
|
C
|
947
|
536
|
157
|
33
|
19
|
5
|
Hasil Observasi :
pada tahap puzzle tanpa
guide subyek mengalami tingkat kesulitan yang sangat tinggi dalam penggabungan
bagian-bagian puzzle, subyek terlihat cemas, gerogi, dengan tingkat error yang
sangat banyak dan penggunaan waktu yang
cukup lama membuat subyek ingin menyerah pada tahap ini, pada tahap kedua yaitu
puzzle semi guide subyek terlihat sedikit lebih tenang dalam penggabungan
puzzle meskipun masih banyk melakukan kesalahan namun penggunaan waktu lebih
sedikit di bandingkan tahap awal, pada tahap yang terakhir yaitu puzzle dengan
guide subyek terlihat mulai percaya diri dalam penggabungan puzzle tingkat
kesalahan berkurang lebih bnyk dan sangat cepat dalam penyelesaian puzzle.
Subyek
|
A
|
B
|
C
|
TOTAL
|
||||
Xa
|
Xa2
|
Xb
|
Xb2
|
Xc
|
Xc2
|
Xt
|
Xt2
|
|
1
|
30
|
60
|
2
|
4
|
1
|
1
|
98
|
196
|
2
|
15
|
30
|
11
|
22
|
4
|
8
|
90
|
180
|
3
|
33
|
66
|
19
|
38
|
5
|
10
|
171
|
342
|
Keterangan
:
A : Puzzle
tanpa guide
B : Puzzle
semi guide
C : Puzzle
dengan guide
n : 3
N : Jumlah
subyek (3)
K : Jumlah
Perlakuan (3)
X : Jumlah
error A (1,2,&3)
X : Jumlah
error B (1,2,&3)
X : Jumlah error C (1,2,&3)
9. Analisis
Data
Melakukan Anava 1 jalur
(ditindaklanjuti dengan t-test) untuk menguji apakah terdapat
perbedaan yang signifikan antara waktu pemecahan masalah puzzle dengan
guide, puzzle semi- guide, dan puzzle tanpa
guide.
10. Kesimpulan
Perlakuan test pada subyek dengan tingkatan puzzle yang berbeda
berpengaruh pada hasil penyelesaian, pada tahap puzzle tanpa guide subyek
cenderung mengalami kesulitan yang lebih tinggi dan menghabiskan waktu yang
cukup lama sedangkan pada tahap semi guide subyek mulai merasa sedikit terbantu
dan tingkat kesalahan sedikit berkurang begitu pula pada tingkat puzzle dengan
guide subyek dapat menyelesaikan puzzle secara cepat dan tingkat kesalahan
berkurang lebih banyak di banding tahap pertama dan kedua.
11. Kegunaan
dalam kehidupan sehari-hari
Untuk mengetahui sebrapa besar subyek
dapat memecahkan suatu masalah dengan tingkatan/ tahapan yang berbeda-beda, untuk mengembangkan
Kordinasi Mata dan Tangan, untuk mengembangkan kemampuan motorik dan menambah kemampuan kogitif
12. Kesan-kesan
selama praktikum
Secara fisik dan lingkungan, suasana
ruang praktek yang nyaman dan tidak terlalu sempit karena jumlah peserta yang
sedikit menjadikan suasana tidak terlalu penuh dan juga candaan mahasiswa
praktikum yang menjadikan suasana tidak menjadi tegang yang tidak membuat
subyek canggung dalam melakukan praktikum
Secara psikologis, subyek terlihat
sangat tenang meskipun terkadang sedikit bingung dikarenakan tidak pernah
melakukan permainan puzzle ini sehingga mengalami sedikit kesusahan dalam
membayangkan bentuk awal susunan puzzle,sehingga subyek terkadang merubah
posisi duduk dan sering memegang kepala karena kebingungan dengan bentuk puzzle
yang sudah di acak-acak.
PIN BOARD
1.Permasalahan
Ingin mempelajari reaksi seseorang yang
dihadapkan pada tugas yang membutuhkan kecepatan dan kecekatan tangan.
2.Hipotesis
Jika seseorang diberi pin board dengan
pola lubang tertentu, maka waktu reaksinya subyek untuk menyelesaikan tugas
akan berbeda dengan waktu reaksi standart.
3.Variable
Independen
Pola lubang-lubang pin board yang
menjadi stimulus.
4.Variable
Dependen
a) Waktu
reaksi (kecepatan) Subyek untuk menyelesaikan tugas
b) Jumlah
kesalahan yang dilakukan (kecekatan)
5.Bahan
dan Peralatan
· Pin
Board Apparatus
· Stopwatch
· Addo
check
· Formulir
pencatatan hasil dan alat tuils
6.Rancangan
Eksperimeen
The one shoot care study
(X) (Y)
X :
perlakuan dengan pola lubang pin board tertentu
Y :
observasi berupa waktu reaksi dan jumlah kesalahan yang dilakukan
7.Prosedur
Eksperimen
a) Subyek
duduk pada kursi yang telah disediakan, berhadapan dengan eksperimenter.
b) Eksperimenter
melakukan pendekatan kepada subyek sehingga suasana tidak terasa kaku dan
menegangkan.
c) Eksperimenter
membacakan petunjuk untuk mengerjakan tes pin board dengan instruksi sebagai
berikut :
“Dihadapan anda terdapat papan berlubang
dengan stik-stik pendek yang ukurannya sesuai dengan lubang-lubang tersebut.
Terdapat 10 lajur, dengan setiap lajurnya terdiri dari 10 lubang. Tugas anda
adalah memasukan stik pendek tersebut ke dalam lubang. Bila anda mendengar
suara ketukan, kami minta anda berhenti mengisi lubang pada lajur tertentu dan
berpindah untuk memulai mengisi lubang pada lajur berikutnya.
d) Waktu
reaksi di tetapkan dengan cara menghitung jumlah stik yang terisi dalam
masing-masing lanjur (N) dan mentransformasikannya ke waktu reaksi standart
(yaitu, 10 detik) dengan formula (10/N)x 10 detik.
e) Selama
percobaan, jumlah stik yang jatuh pada setiap pengisian lubang pada jalur
tertentu dicatat, dan perilaku subyek (gugup/tenang, tergesa-gesa/berhati-hati,
ceroboh/teliti) pada saat mengerjakan tugas juga diobservasi dan di catat.
8.Data
untuk analisis statistic
Subyek :
Evi
Eksperimenter :
Natya
Observer : M.Agus dan Nindya
DATA INDIVIDUAL 1
Lajur
|
Lubang
yang terisi
|
Waktu
reaksi (10/N)x 10 detik
|
Jumlah
Kesalahan
|
Observasi
|
1
|
6
|
16,66
|
0
|
semangat
|
2
|
4
|
25
|
0
|
Semangat
menurun
|
3
|
4
|
25
|
0
|
Ragu-ragu
dengan urutan warna
|
4
|
6
|
16,66
|
0
|
bingung
|
5
|
6
|
16,66
|
0
|
Gerogi
|
6
|
5
|
20
|
0
|
Terlihat
tenang
|
7
|
6
|
16,66
|
0
|
Terlihat
tenang
|
8
|
6
|
16,66
|
0
|
stabil
|
9
|
5
|
20
|
0
|
Tertawa
|
10
|
8
|
12,5
|
0
|
Tanpa
beban
|
Hasil Observasi :
pada saat pengisian lubang pada lajur-lajur
yang kosong subyek merasa semangat pada saat memulai atau mengawali langkah
untuk pengisian lajur pertama, setelah melakukan pengisian lubang pada beberapa
lajur subyek mengalami penurunan kecepatan dan sedikit bingung , ragu-ragu akan
urutan warna pada tiap-tiap lajur,kemudian peningkatan kecepatan dan
konsentrasi terjadi pada lajur terakhir .
Subyek :
Budi Cahyo
Eksperimenter :
Lintar
Observer : Temon dan Aqsol Amri
DATA INDIVIDUAL 2
Lajur
|
Lubang
yang terisi
|
Waktu
reaksi (10/N)x 10 detik
|
Jumlah
Kesalahan
|
Observasi
|
1
|
9
|
11,1
|
0
|
Konsentrasi
|
2
|
7
|
14,2
|
0
|
Konsentrasi
berkurang
|
3
|
7
|
14,2
|
0
|
Konsentrasi
berkurang
|
4
|
6
|
16,66
|
0
|
Sedikit
lelah
|
5
|
6
|
16,66
|
0
|
Sedikit
lelah
|
6
|
6
|
16,66
|
0
|
Sedikit
lelah
|
7
|
7
|
14,2
|
0
|
Konsentrasi
kembali naik
|
8
|
6
|
16,66
|
0
|
Kecepatan
menurun
|
9
|
7
|
14,2
|
0
|
Kecepatan
sedikit naik
|
10
|
5
|
20
|
0
|
Kelelahan
|
Hasil Observasi :
pada pengisian lajur pertama subyek
terlihat percaya diri dan berkonsentrasi tinggi sehingga hampir semua lubang
pada lajur pertama terisi,namun pada lajur-lajur berikutnya subyek terlihat
sedikit lelah dan konsentrasi berkurang dan mengalami penurunan kecepatan, pada
lajur ke 9 subyek memaksakan untuk meningkatkan kecepatan namun pada tingkat ke
10 subyek mengalami peurunan karna terlalu memaksakan kecepatan/ kelelahan.
Subyek :
Awang
Eksperimenter :
Reena
Observer : Anggi
DATA INDIVIDUAL 3
Lajur
|
Lubang
yang terisi
|
Waktu
reaksi (10/N)x 10 detik
|
Jumlah
Kesalahan
|
Observasi
|
1
|
9
|
11,1
|
0
|
Sangat
cepat
|
2
|
7
|
14,2
|
1
|
grogi
|
3
|
9
|
11,1
|
1
|
Semangat
dan cepat
|
4
|
7
|
14,2
|
0
|
Kecepatan
menurun
|
5
|
10
|
10
|
0
|
Kecepatan
kembali naik
|
6
|
7
|
14,2
|
0
|
Kecepatan
menurun
|
7
|
8
|
12,5
|
0
|
Sedikit
lelah
|
8
|
9
|
11,1
|
0
|
Konsentrasi
meningkat
|
9
|
10
|
10
|
0
|
Tambah
Cepat
|
10
|
7
|
14,2
|
0
|
Mulai
sedikit lelah
|
Hasil Observasi :
pada tahap pengisian lajur pertama subyek
terlihat sangat cepat dalam mengisi lubang-lubang , dan terlihat sangat
berkonsentrasi, kemudian pada tahap lajur berikutnya subyek terlihat bingung (gerogi)
dan melakukan kesalahan pada satu titik jalur, kemudian kecepatan meningkat
kembali meskipun masih mengalami satu kesalahan lagi, sampai tahap lajur yang
terakhir subyek terlihat sedikit lambat kemungkinan subyek sudah kelelahan.
DATA
KELOMPOK
NO
|
Subyek
|
Mean
Waktu Reaksi
|
Mean
Jumlah Kesalahan
|
Waktu
Reaksi Standart
|
1
|
Evi
|
18,585
|
0
|
10
|
2
|
Budi
|
17,185
|
0
|
10
|
3
|
Awang
|
12,295
|
2
|
10
|
9.Analisa
Data
DATA
INDIVIDUAL
a. Subyek
1
Selisih Waktu = Waktu
rata-rata – waktu standart
18,585-10 = 8,585
b. Subyek
2
Selisih Waktu = Waktu
rata-rata – waktu standart
17,185-10 =7.185
c. Subyek
3
Selisih Waktu = Waktu
rata-rata – waktu standart
12.295-10 = 2.295
Mean Waktu Reaksi = Selisih Waktu Individu
Jumlah Subyek
|
(8,585+7,185+2,295)
=( S1+S2+S3)
3
|
(8,585+7,185+2,295)
3
|
=9.355
|
Selisih waktu (kelompok) = waktu rata-rata –waktu
standar
= S1+S2+S3-10
18,585+17,185+12.295-10 = 38.065
10. Kesimpulan
Dari masing-masing subyek dalam melakukan test pin
board ini cenderung pada tahap lajur pertama terkesan sangat berkonsentrasi dan
melakukan pengisian lubang pertama dengan cepat dan hampir terisi penuh tanpa
ada kesalahan, namun seiring berjalan beberapa lajur beberapa subyek mulai
lambat / kecepatan berkurang dan konsentrasipun menurun di karenakan subyek
tergesah-gesah karna batas waktu yang cukup singkat dan subyek harus bias
mengingat urutan lajur warna pada lajur berikutnya sehingga menyebabkan
beberapa subyek mengalami kesalahan pada saat pengisian lubang.
11. Kegunaan
dalam kehidupan sehari-hari
Membantu meningkatkan tingkat konsentrasi dalam hal
keepatan dan ketepatan, membantu subyek dalam penyelesaian masalah berhati-hati
dan berkonsentrasi, dalam test pin board ini juga berguna untuk mengetahui
tingkat kemampuan seseorang dalam pekerjaan misalnya dapat kita liat dari lajur
awal sampai akhir apakah subyek dapat mengerjakan dengan stabil atau pada awal
pengerjaan yang terlihat banyak namun pada lajur akhir berisi sedikit karna
subyek kelelahan.
12. Kesan-kesan
selama praktikum
Secara fisik dan
lingkungan, suasana ruang praktek yang nyaman dan tidak terlalu sempit karena
jumlah peserta yang sedikit menjadikan suasana tidak terlalu penuh dan juga
candaan mahasiswa praktikum yang menjadikan suasana tidak menjadi tegang yang
tidak membuat subyek canggung dalam melakukan praktikum
Secara psikologis,
subyek merasa sedikit tertantang dan terlihat sangat berkonsentrasi dikarenakan
pada test ini kecepatan dan ketepatan sangat di butuhkan untuk mendapatkan
hasil yang maksimal terkadang subyek merasa kelelahan dan melakukan kesalahan
dalam pengisian lubang, terkadang subyek berhenti sejenak menghela nafas untuk
dapat menambah kecepatan pada lajur berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Dahlan 2009. Buku Petunjuk Praktikum
Eksperimen.
Antaring Ayuning Arsi,dkk. 2010. Puzzle Sebagai
Media Pembelajaran Inovatif.
Irwanto 2002. Psikologi Umum
Prof. Drs. Sutrisno hadi, MA. 2004. Statistik (jilid
1)
No comments:
Post a Comment