BAB
III
METODE
PENELITIAN
A.
Metode Penelitian Kualitatif
Metode penelitian merupakan salah
satu faktor yang cukup penting dalam suatu penelitian, karena metode penelitian
akan menentukan nilai dan keakuratan serta dalam memperoleh kesimpulan dari
hasil penelitian. Metode penelitian merupakan usaha untuk menemukan,
mengembangkan, dan menguji suatu kebenaran pengetahuan yang digunakan harus
tepat.
Berdasarkan
pendekatan dan jenis data yang digunakan, penelitian ini masuk dalam jenis
penelitian kualitatif. Creswell (dalam Herdiansyah, 2011: 8) menyatakan bahwa
penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian ilmiah yang lebih
dimaksudkan untuk memahami masalah-masalah manusia dalam konteks sosial dengan
menciptakan gambaran menyeluruh dan kompleks yang disajikan dalam setting yang alamiah tanpa adanya
intervensi apapun dari peneliti.
Menurut
Moleong (dalam Herdiansyah, 2011: 9) penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bermaksud untuk memeahami fenomena dalam konteks sosial secara alamiah
dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti
dengan fenomena yang diteliti.
Sejalan
dengan itu, Banister (dalam Herdiansyah, 2011: 9) menambahkan bahwa esensi dari
fenomena biasanya tidak berada diatas permukaan, melainkan dibawah permukaan
atau tersembunyi. Penelitian kualitatif dengan segala kehasannya mampu menguak
tabir dan menangkap sesuatu yang dimaknai oleh individu, sehingga makna
tersebut dapat dipahami dengan lebih mudah dan sederhana.
Di
dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah fenomenologi,
Herdiansyah (2011: 96) mengatakan dalam menyusun penelitian fenomenologi
pertanyaan penelitian biasanya diawali dengan kata apa (what), walaupun (Why),
dan bagaimana (How) penting untuk
diajukan dalam rangka mencari alasan dan untuk mengetahui proses. Moustakas
(dalam Herdiansyah, 2011: 96) menyatakan bahwa dalam model fenomenologi,
pertanyaan inti tidak hanya berupa pertanyaan untuk mengetahui alasan dan
proses saja, tetapi harus juga berorientasi pada isu yang diangkat.
B.
Aspek-aspek yang Diteliti
Motif adalah suatu yang ada pada manusia yang merupakan
dorongan untuk menggerakan manusia berbuat sesuatu atau berperilaku untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam diri.
Gambaran motif perilaku phreaking yang dimiliki oleh phreaker
di Indonesia dapat diungkap berdasarkan jenis-jenis kebutuhan berdasarkan teori
kebutuhan sebagai faktor yang mempengaruhi timbulnya motif.
Jenis perilaku phreaking
pada phreaker di Indonesia dapat
diungkap berdasarkan jenis-jenis perilaku yaitu perilaku operan, perilaku yang
dibentuk melalui proses belajar dan perilaku non-refleksif atau perilaku sadar
yang merupakan proses psikologis.
C.
Subyek Penelitian
Sampel kecil
merupakan ciri pendekatan kualitatif karena pada pendekatan kualitatif
penekanan pemilihan sampel didasarkan pada kualitasnya bukan jumlahnya. Oleh
karena itu, ketetapan dalam memilih sampel merupakan salah satu kunci
keberhasilan utama untuk menghasilkan penelitian yang baik. Sampel juga
dipandang sebagai sampel teoritis dan tidak representatif (Sarwono, 2006: 260).
Sedangkan sugiyono (Prastowo, 2011: 195) menerangkan bahwa dalam penelitian
kualitatif, kita tidak menggunakan populasi seperti dalam penelitian
kuantitatif, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang
ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke
populasi (bukan mengeneralisasi), tetapi ditransferkan ke tempat lain pada
situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang
diselidiki. Moleong (Prastowo, 2011: 195) mengatakan bahwa sampel dalam
penelitian ini juga bukan dinamakan responden, namun sebagai narasumber atau
partisipan, informan, teman, dan guru dalam penelitian. Secara lebih spesifik,
penelitian adalah informan. Informan adalah “orang-dalam” pada latar penelitian.
Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tetntang
situasi dan kondisi latar atau lokasi penelitian.
Subjek
penelitian ini lebih di fokus pada mendeskripsi mengenai gambaran tentang motif
perilaku pada komunitas phreaking.
Berdasarkan hal tersebut peneliti menentukan kriteria subjek penelitian adalah phreaker pada salah satu komunitas phreaking di Indonesia.
Selain menetapkan subjek penelitian, peneliti juga akan
menetapkan informan dari subjek penelitian tersebut. Informan subjek penelitian
berfungsi untuk uji keabsahan data yang telah didapatkan dari subjek penelitian
melalui metode pengumpulan data. Informan subjek yang akan diambil merupakan
orang yang terkait dengan subjek, diantaranya dari keluarga, teman dekat
subjek, dan orang-orang yang berkaitan dengan subjek penelitian yang mengetahui
tentang subyek penelitian.
D.
Metode Pengumpulan Data
Metode
pengumpulan data yang akan digunakan pada penelitian kualitatif ini adalah
metode wawancara, metode observasi, dan menggunakan dokumentasi.
1.
Wawancara
Menurut
Moleong (Herdiansyah, 2011: 118) wawancara adalah percakapan dengan maksud
tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan
dan terwawancara (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Sejalan dengan itu, Esterberg
(dalam Sugiyono, 2009: 231) mengatakan bahwa wawancara adalah merupakan
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Selanjutnya
Gorden (Herdiansyah, 2011: 118) mendefinisikan bahwa wawancara merupakan percakapan
antara dua orang yang salah satunya bertujuan mengali dan mendapatkan informasi
untuk suatu tujuan tertentu.
Bentuk
wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tak-berstruktur
(unstructured interview) adalah
wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang
telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data. Pedoman
wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan
ditanyakan. Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara
pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan
apa yang diceritakan oleh responden tersebut, maka peneliti dapat mengajukan
berbagai pertanyaan berikutnya yang lebih terarah pada suatu tujuan. (Sugiyono 2009:
234).
2.
Observasi
Observasi
berasal dari bahasa latin yang berarti memperhatikan dan mengikuti.
Memperhatikan dan mengikuti dalam arti mengamati dengan teliti dan sistematis
sasaran perilaku yang dituju Banister (dalam Herdiansyah, 2011 :131). Hadi
(dalam Sugiyono, 2009: 145) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu
proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis
dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan
dan ingatan. Sedangkan Cartwright & Cartwright (dalam
Herdiansyah, 2011 :131) mendefinisikan sebagai suatu
proses melihat, mengamati, dan mencermati serta “merekam” perilaku secara
sistematis untuk suatu tujuan tertentu. Observasi ialah suatu kegiatan mencari
data yang dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis.
Metode
observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan tahapan
observasi Spardley (dalam Sugiyono, 2009: 230) yaitu: observasi deskriptif dilakukan peneliti
pada saat memasuki situasi sosial tertentu sebagai objek penelitian. Pada tahap
ini peneliti belum membawa masalah yang akan diteliti, maka peneliti melakukan
penjelajahan umum, dan menyeluruh, melakukan deskripsi terhadap semua yang
dilihat, didengar dan dirasakan. Semua data direkam, oleh karena itu hasil dari
observasi ini disimpulkan dalam keadaan yang belum tertata dan peneliti
menghasilkan kesimpulan pertama. Tahap selanjutnya observasi terfokus pada
tahap ini suatu observasi yang telah dipersempit untuk difokuskan pada aspek
tertentu, karena pada tahap ini peneliti melakukan analisa taksonomi sehingga
menemukan fokus yang selanjutnya menghasilkan kesimpulan kedua. Tahapan terakhir
peneliti telah menguraikan fokus yang ditemukan sehingga datanya lebih rinci.
Dengan melakukan analisis komponensial terhadap fokus, maka pada tahap ini
peneliti telah menemukan karakteristik-karakteristik, kontars-kontras atau
perbedaan dan kesamaan antar kategori, serta menemukan hubungan antara satu
kategori dengan kategori yang lain.
3. Dokumentasi
Pohan (Prastowo, 2011: 226) mengatakan bahwa dokumen adalah
cara pengumpulan informasi yang didapatkan dari dokumen, yakni peninggalan
tertulis, arsip-arsip, akta, ijazah, rapor, peraturan perundang-undangan,
catatan biografi, dan lain-lain yang memiliki keterkaitan dengan masalah yang
diteliti. Sedangkan Herdiansyah (2011: 143) menyatakan bahwa dokumentasi adalah
salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis
dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang
subjek. Dokumetasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dokumen pribadi berupa foto, video dan file-file
pendukung penelitian. Sugiyono (Prastowo, 2011: 227) menjelaskan kegunaan
teknik dokumentasi ini sebagai:
a.
Sebagai pelengkap dari penggunaan metode
pengamatan dan wawancara
b.
Menjadikan hasil penelitian dari
pengamatan atau wawancara lebih kredibel (dapat dipercaya) dengan dukungan
sejarah pribadi kehidupan di masa kecil, di sekolah, di masyarakat, dan
autobiografi. Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung oleh
foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.
c.
Dokumen dapat digunakan sebagai sumber
data penelitian. Hal ini disebabkan
dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji,
menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.
E.
Rancangan Penelitian
1.
Persiapan Peneliti
a. Menyusun
rancangan penelitian
b. Memilih
subjek dan tempat penelitian
c. Mengurus
perijinan
d. Melihat
dan mengamati lingkungan atau tempat sekitar yang akan diteliti
e. Memilih
dan memanfaatkan informan
2.
Pelaksanaan Penelitian
Pengumpulan
data pada masing-masing subjek dilakukan dengan melalui metode wawancara
langsung antara interviewer dan interviewee yang dilakukan secara
pribadi sehingga dapat mengumpulkan data yang dianggap rahasia dari sudut
pandang interviewee.
Setelah
melakukan wawancara terhadap subjek penelitian kemudian dilanjutkan wawancara
dengan informan penelitian sebagai data dukung yang berasal dari keluarga,
teman dekat subjek, atau orang-orang disekitar subjek yang mengetahui tentang
kegiatan dan hal-hal yang berkaitan dengan gambaran motif phreaking pada phreaker.
F.
Metode Analisis Data
Pohan (
Prastowo, 2011: 237) mengatakan bahwa data kualitatif adalah semua bahan,
keterangan, dan fakta-fakta yang tidak dapat diukur dan dihitung secara
matematis karena berwujud keterangan verbal (kalimat dan kata). Selain itu,
data kualitatif lebih bersifat proses. Beda halnya dengan kuantitatif yang
bersifat hasil atau produk.
Moleong (Prastowo, 2011: 238) menyatakan bahwa analisis
data adalah proses mengorganisasikan dan megurutkan data ke dalam pola,
kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
dirumuskan hipotesis kerja.
Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2004: 248)
mengungkapkan bahwa analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan
jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi
satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang
dapat diceriterakan kepada orang lain
Hendriansyah, (2011: 158) menyatakan bahwa inti dari
analisis data, baik dalam penelitian kuantitatif maupun kualitatif adalah
mengurai dan mengolah data mentah menjadi data yang dapat ditafsirkan dan dipahami
secara lebih spesifik dan diakui dalam suatu perspektif ilmiah yang sama,
sehingga hasil dari analisis data yang baik adalah data olah yang tepat dan
dimaknai sama atau relatif sama dan tidak biasa atau menimbulkan perspektif
yang berbeda-beda.
Prastowo (2011: 238) menyebutkan langkah permulaan proses
pengolahan data terdiri dari tiga tahapan, yaitu proses editing, proses klasifikasi, dan proses memberikan kode.
1.
Editing
Pada tahap ini kita
melakukan pemeriksaan terhadap jawaban-jawaban informan, hasil observasi,
dokumen-dokumen, memilih foto, dan catatan-catatan lainya. Tujuanya adalah
untuk penghalusan data selanjutnya adalah perbaikan kalimat dan kata, memberi
keterangan tambahan, membuang keterangan yang berulang-ulang atau tidak
penting, menerjemahkan ungkapan setempat ke bahasa Indonesia, termasuk juga
mentranskrip rekaman wawancara, adalah proses penghalusan.
2.
Klasifikasi
Pada tahap ini kita
menggolong-golongkan jawaban dan data lainya menurut kelompok variabelnya,
Selanjutnya, diklasifikasikan lagi menurut indikator tertentu seperti yang
ditetapkan sebelumnya. Pengelompokan ini sama dengan menumpuk-numpuk data
sehingga akan mendapat tempat di dalam kerangka (outline) laporan yang telah ditetapkan sebelumnya.
3.
Memberi kode
Untuk tahap ini, kita melakukan
pencatatan judul singkat (menurut indikator dan variabelnya), serta memberikan
catatan tambahan yang dinilai perlu dan dibutuhkan. Sedangkan tujuanya agar
memudahkan kita menemukan makna tertentu dari setiap tumpukan data serta mudah
menepatkannya di dalam outline
laporan.
G.
Keabsahan Data
Sugiyono
(Prastowo, 2011: 265) menjelaskan bahwa ada empat bentuk uji keabsahan data
yaitu: (a) uji kredibilitas data (validitas internal), (b) uji dependabilitas
atau (realibilitas) data, (c) uji transferabilitas (validitas
eksternal/generalisasi), (d) uji konfirmabilitas (obejektivitas). Namun, dari
keempat bentuk itu, uji kredibilitas datalah yang utama. Untuk menguji
kredibilitas data, dapat dilakukan dengan tujuh teknik yaitu perpanjangan
pengamatan Sugiyono (prastowo, 2011: 266) menjelaskan alasan yang mendasari
teknik ini dinilai mampu meningkatkan derajat kepercayaan data, pertama dengan
perpanjangan pengamatan yang berarti kita kembali terjun ke lapangan, melakukan
pengamatan dan wawancara lagi dengan sumber data yang kita temui maupun baru. Meningkatkan
ketekunan Moleong (Prastowo, 2011: 268) menjelaskan melalui teknik ini pula
dimaksudkan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat
relevan dengan persoalan atau isu yang sedang kita cari dan kemudian memusatkan
diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Triangulasi Moleong (Prastowo, 2011:
269) menyatakan bahwa triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tersebut untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Diskusi dengan teman
sejawat adalah teknik yang dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara
atau hasil akhir yang kita dapatkan dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan
sejawat. Member check adalah proses
pengecekan data yang kita peroleh kepada pemberi data. Tujuanya, untuk
mengetahui seberapa jauh data yang kita peroleh sesuai dengan apa yang
diberikan oleh pemberi data. Analisis kasus negatif yaitu menjelaskan bahwa
dapat meningkatkan derajat kredibilitas data karena melakukan analisis negative
berarti kita mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data
yang telah ditemukan. Menggunakan bahan refrensi adalah adanya bahan pendukung
untuk membuktikan data yang telah kita temukan. Sebagai contoh, data hasil
wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara. Data tentang
interaksi manusia atau gambaran suatu keadaan perlu didukung dengan foto-foto.
Semua alat bantu perekam data dalam penelitian kualitatif sangat dibutuhkan
untuk mendukung kredibilitas data yang telah kita temukan.
Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan uji kredibilitas menggunakan bahan refrensi
yang didukung dengan hasil rekaman wawancara dan bukti foto-foto yang terkait
dengan penelitian yang peneliti lakukan mengenai gambaran motif phreaking pada phreaker.
H.
Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian dan teori mengenai motif perilaku phreaking pada phreaker, maka dapat diajukan beberapa pertanyaan penelitian
sebagai berikut :
1. Bagaimana
gambaran mengenai motif perilaku phreaking
pada phreaker ?
2. Motif
apa saja yang mendasari phreaker
melakukan tindakan phreaking ?
3. Faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi munculnya motif
perilaku phreaking pada phreaker ?
No comments:
Post a Comment